Apakah Israel Penjajah? Penjelasan Objektif Berdasarkan Sejarah & Perspektif Anime Populer
Apakah Israel Penjajah? Penjelasan Objektif Berdasarkan Sejarah & Perspektif Anime Populer - Jika kalian penggemar Anime, terutama anime-anime yang syarat akan pesan moral seperti Naruto, Attack On Titan dan Doraemon, pastinya sudah paham dengan permainan sudut pandang setiap karakter. Ya hal ini sebenarnya melatih kita untuk menjadi lebih objektif dalam menilai suatu permasalahan. Misalnya, di dalam anime Naruto yang pada awalnya menghakimi dan membenci habis-habisan Pain dan Akatsuki, menjadi lebih memahami mereka setelah melihat latar belakang keras yang mereka lalui sejak mereka masih kecil.
Anime Attack On Titan justru lebih frontal lagi, serial ini memberikan kita sebuah kesimpulan bahwa semua kebencian di dunia ini terjadi hanya karena banyak orang yang membenci satu sama lain hanya karena dia tidak mengenal lebih jauh pada orang atau kaum yang di bencinya.
Doraemon bahkan lebih luas lagi, sang author membawa kita seolah merasakan bagaimana kesedihan seorang anak gajah yang diburu oleh pemburu liar, bagaimana dendamnya seorang kucing liar yang dibuang oleh pemiliknya hingga ia berencana balas dendam kepada manusia, lalu bagaimana perasaan pohon dan lingkungan yang rusak karena ulah rakus umat manusia. Semua itu digambarkan dengan baik, hingga fun fact nya karena pesan dari Doraemon ini melekat sangat kuat di pikiran saya. Saya pun sampai gak tega membunuh seekor nyamuk yang menggigit karena saya tau dia adalah nyamuk betina yang sedang ditunggu kepulangannya oleh para calon bayi-bayi nya di sarang mereka.
Ya, kembali kepada permasalahan Yahudi. Saya sebenarnya cukup merasa kasihan kepada mereka. Di setiap ceramah agama, Yahudi selalu menjadi kambing hitam keburukan. Seolah, segala fenomena keburukan yang ada saat ini adalah akibat kesalahan Yahudi.
Apakah benar jika Palestina merdeka, maka konflik Palestina Israel akan berakhir? Itu pertanyaan sepele namun sebenarnya sangat penting untuk kita perhatikan. Banyak orang Indonesia yang salah paham dengan apa yang sebenarnya terjadi pada konflik Israel Palestina. Mereka semua menganggap ini adalah konflik agama antara Islam melawan Yahudi. Namun banyak yang tidak paham bahwa di Israel sendiri, Islam sangat berkembang dan bahkan menjadi agama terbesar ke 2 di negara Israel. Bahkan mengutip dari laman Viva.co.id, pada imam-imam dan muadzin di Israel digaji oleh pemerintah. Ini menandakan tidak ada permasalahan berarti kehidupan para Muslim di Israel, dan bahkan bisa saya katakan kehidupan mereka disana sejahtera dan tidak terganggu oleh diskriminasi apapun baik oleh pemerintahannya maupun para penduduk mayoritas di negara Israel tersebut.
baca juga : Islam di Jepang: Kisah Tenang dari Negeri Matahari Terbit dan Siapa itu Halil Pasha? Tokoh Bijak di Shoukoku no Altair
Lalu pertanyaannya, kenapa kita harus melawan Israel dan membela Palestina? untuk alasan agama sudah jelas terbantahkan? Apakah ini berhubungan dengan hak asasi dan idealisme tentang penjajahan?
Sejarah konflik Israel-Palestina
Oke, pertama mungkin saya harus menjelaskan dulu sejarah terbentuknya negara Israel dan juga Palestina secara objektif sehingga kita bisa menarik kesimpulan dengan bijak tentang hal-hal yang berkaitan dengan penjajahan dan juga pemberontakan.
Biang kerok dari terjadinya konflik ini sebenarnya berawal dari terlibatnya Ottoman dalam perang dunia 1... Ya bisa dikatakan memang Ottoman saat itu tengah terpuruk sehingga negara ini dijuluki sebagai si tua dari Eropa yang sakit-sakitan oleh negara-negara tetangga mereka. Serangan intens dari eksternal maupun internal baik secara militer maupun pemikiran turut memberi andil signifikan terhadap melemahnya kekuatan Ottoman secara politik. Di sisi lain, persaingan industri telah menjadikan Eropa terbagi menjadi 2 kubu besar, yaitu blok Entente yang dipimpin oleh Inggris, Rusia dan Prancis serta blok Sentral yang dikomandoi oleh Jerman dan Austria-Hongaria. Di sisi lain Ottoman yang berbatasan langsung dengan Rusia sebenarnya memilih netral dan tidak mau terlibat lebih jauh ke dalam pembagian blok-blok tersebut. Namun entah kenapa, berawal dari kunjungan 1 kapal perang Jerman ke Ottoman pada tahun 1914. Lalu entah atas dasar apa dan kesepakatan apa yang terjadi di antara ke 2 negara tersebut, Jerman akhirnya memberikan alias menghibahkan 2 kapal perangnya yang bernama Goeben dan Breslau dengan cuma-cuma kepada Ottoman. Dan seperti yang telah kita singgung di atas, Ottoman memang sedang dalam kondisi terpuruk dan saat itu tengah berusaha membangun kembali kekuatan militernya. Dengan di hibahkannya 2 kapal perang tersebut, sudah pasti menjadi kabar gembira bagi Kekhalifahan Ottoman yang tengah terpuruk. Sebagai sebuah aksi balas budi, akhirnya Ottoman pun bergabung dalam perang dunia 1 ke dalam poros sentral yang dipimpin oleh Jerman. Namun, ternyata keputusan inilah yang mengubah peta dan masa depan seluruh dunia, khususnya bagi pada umat muslim. kehancuran total di masa depan Ottoman sendiri sebagai sebuah negara. Karena akhirnya setelah Perang dunia 1 berakhir semua wilayah kekuasaan Ottoman di caplok dan di bagi-bagi pada para pemenang perang. Namun lebih dari itu, hasil akhir dari perang ini ternyata lebih luas dari yang dibayangkan, khususnya bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dengan dihapuskannya Kekhalifahan, tidak ada lagi khalifah yang melindungi umat muslim secara politik maupun militer. Lebih jauh dari itu akhir perang ini adalah apa yang kita lihat saat ini. Yaitu konflik berkepanjangan antara Israel dan juga Palestina. Terbentuknya Negara Israel Pada tahun 1919 perjanjian versailles ditandatangani Jerman, disusul dengan perjanjian sevres yang ditandatangani oleh Ottoman, mengakhiri perang dunia 1 yang berjalan selama kurang lebih 5 tahun. Perjanjian ini membuat Ottoman kehilangan semua daerah kekuasaannya yang diserahkan kepada Inggris dan juga Prancis sebagai pemenang perang. Tak terkecuali juga Yerusalem dan sekitarnya yang dikenal sebagai kota suci 3 agama samawi. Yerusalem diserahkan kepada Inggris sebagai pemegang bagian terbesar dari wilayah ini. Namun, organisasi Zionis meminta jatah wilayah kekuasaan karena sumbangsuh mereka sebagai penyokong utama Inggris dalam perang dunia 1. Permintaan itupun di dikabulkan, dan berdirilah negara Israel pada tahun 1948. Perlu kalian ketahui bahwa, sebenarnya para orang-orang Yahudi ini telah hadir dan mendiami daerah-daerah kekuasaan Ottoman jauh sebelum perang dunia 1 terjadi. Banyak orang-orang Yahudi yang hijrah ke Ottoman, karena hanya merekalah yang mau menerima mereka dengan tangan terbuka. Karena telah menjadi rahasia umum bahwa, pada masa-masa itu propaganda rasis dan anti semit sangat meluas di setiap penjuru daratan Eropa dan bahkan menjadi senjata politik paling umum di masa ini. Ya, kaum Yahudi hidup bebas dan diperlakukan secara layak oleh Ottoman. Mereka bahkan dapat dengan bebas membentuk organisasi politik Yahudi bernama Zionis yang bercita-cita mendirikan negara mereka sendiri. Salah satu tokoh penting mereka Theodore Herzl pada tahun 1897 M bahkan secara terang-terangan menghadap Abdul Hamid, Sultan Ottoman saat itu untuk menawarkan pembelian tanah Palestina dengan sejumlah uang yang besar dan juga pelunasan utang luar negeri Ottoman. Namun penawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Abdul Hamid. So, dengan kata lain sebenarnya Yahudi sebelum terjadinya pembantaian yang dilakukan oleh Hitler di perang dunia 2 dan dilanjutkan dengan eksodus besar-besaran kaum Yahudi Eropa ke tanah Palestina, beberapa dari mereka telah menetap tinggal dan bahkan menjadi warga negara Ottoman untuk waktu yang cukup lama. Perang Arab-Israel Setelah perang dunia 1 berakhir, banyak bermunculan negara-negara baru. Terutama di daratan timur tengah yang dahulu merupakan bagian dari kekuasaan Ottoman. Jelas, negara-negara merdeka ini sebenarnya adalah pendukung utama dalam misi koalisi Estente melawan hegemoni Ottoman di perang dunia 1, karena itulah mereka diberi kemerdekaan oleh Inggris sebagai pemenang perang. Namun ketika Israel memproklamasikan kemerdekaannya dengan dukungan langsung oleh Inggris, negara-negara inilah yang justru paling vokal baik secara politik maupun militer menentang penuh pendirian negara Israel di tanah Palestina. Padahal, jika kita menilik keabsahan Israel sebagai sebuah negara, tidak ada bedanya seperti kita melihat Hijaz alias Arab Saudi, Irak, Suriah dan negara-negara lainnya sebagai sebuah negara merdeka yang dimerdekakan oleh Inggris juga. Pada tahun mei 1948 negara Israel memerdekaan diri dan sehari setelahnya koalisi negara-negara Arab melakukan agresi militer langsung ke negara Israel yang baru berdiri tersebut. Palestina adalah negara merdeka Palestina berdiri pada tahun 1988 atas inisiatif organisasi politik pembebasan Palestina. Saat ini Palestina sendiri terbagi menjadi 2 fraksi besar yaitu Hamas dan juga Fattah. Dan terus berupaya menghapuskan keberadaan negara Israel dari tanah Palestina. Ya kita kembali pada pertanyaan awal dari artikel ini. Apakah jika Palestina merdeka, konflik ini akan berakhir? dan jawabannya tentu saja tidak, karena Palestina sendiri telah merdeka sejak lama. Dan, tujuan berdirinya Palestina pada tahun 88 dan motif tujuan negara-negara Arab memerangi Israel di tahun 48 sebenarnya adalah karena mereka tidak menginginkan adanya negara Israel. So, yang pasti konflik ini tidak akan pernah bisa berakhir jika kedua belah pihak tidak menekan ego dan menerima jalan tengah yang diajukan demi perdamaian kedua belah pihak. Siapa pemilik tanah itu? Oke, setelah pemaparan saya yang cukup panjang tentang sejarah dan latar belakang terbentuknya negara Israel dan Palestina. Sekarang pertanyaannya adalah, siapa sebenarnya pemilik sah dari tanah Yerusalem? Jawabannya adalah tidak ada. Ya, pemilik sah dari sebuah tanah adalah para penguasa tanah donk. Dulu Yerusalem pernah dikuasai Kekaisaran Romawi Suci, lalu kota ini beralih ke tangan Muslim selama beratus-ratus tahun. Sempat dikuasai pasukan Salib, namun akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh Muslim berupa Kekhalifahan Ottoman. Setelah Ottoman kalah pada perang dunia 1, tanah ini dikuasai Inggris, lalu ketika Zionis meminta tanah tersebut, Israel pun berdiri. Ya, Israel sah sebagai penguasa tanah Israel saat ini. Lalu siapa yang tidak sah? Palestina bisa saya katakan tidak sah sebagai sebuah negara, karena mereka mendapatkan kemerdekaan dengan cara memberontak kepada penguasa yang sah yaitu Israel. Dalam, aturan Islam pun kita tidak diperbolehkan memberontak kepada penguasa yang sah, meskipun penguasa itu zalim sekalipun. So, Israel bukanlah penjajah. Justru mereka sedang membela negara mereka dari para pemberontak. Masih bisakah, kita menyebut apa yang dilakukan Palestina, Fatah dan Hamas sebagai sebuah jihad melawan para penjajah? Jawabannya, tidak. Karena Jihad sendiri memiliki syarat utama yaitu membela diri, dan bertujuan untuk memberi jalan buat para ulama memasuki wilayah yang di perangi. Permasalahannya adalah, Islam di Israel sangat maju, mereka agama terbesar ke 2 di Israel. Tidak ada alasan kita untuk memerangi Israel. Karena tujuan berjihad hanyalah untuk membela Islam, bukan membela negara tertentu.
Referensi lainnya yang bisa memperluas wawasan Anda tentang sejarah konflik ini bisa dibaca melalui artikel Sejarah Konflik Israel-Palestina di Wikipedia.
Jika Anda tertarik memahami bagaimana propaganda bekerja dalam konflik-konflik modern, bacalah artikel How Propaganda Works in Modern Conflict dari Brookings Institution (berbahasa Inggris).
Kesimpulannya
Jika kita menginginkan perdamaian di Timur Tengah, khususnya Israel. Solusi yang bisa saya berikan kepada mereka adalah satu, Palestina harus menyerah kepada Israel... Ya, kita harus menghentikan semua ego tidak berdasar, mengutamakan logika, dan menjauhkan pemikiran sempit tentang konflik ini sehingga kita bisa aktif menyerukan agar Hamas dan juga Fattah sesegera mungkin menyatakan menyerah dan bersedia menjadi warga negara Israel. Harus berapa banyak lagi anak-anak Palestina tak berdosa yang harus dikorbankan menjadi tameng hidup bagi para pejuang Palestina dengan Ego tak berdasar ini? Jujur, saya sebenarnya sangat sedih dan prihatin dengan apa yang terjadi di sana. Namun, saya tidak bisa melakukan apa-apa pada mereka selain hanya sekedar membukakan pemikiran sempit kita semua tentang konflik ini dengan tulisan yang saya buat. Semoga tulisan ini memberi inspirasi bagi kita semua.
Posting Komentar