Hot Article

FAKTA MENGGEMPARKAN, Karakter Antagonis Anime Yang Sebenarnya Baik

FAKTA MENGGEMPARKAN, Karakter Antagonis Anime Yang Sebenarnya Baik

FAKTA MENGGEMPARKAN, Karakter Antagonis Anime Yang Sebenarnya Baik-Karakter Antagonis Paling Baik dan Favorit para Penonton
Karakter antagonis di anime yang dibenci bisa menjadi karakter favorit saat ditampilkan cerita mengenai masa lalu mereka / flashback story.
FAKTA MENGGEMPARKAN, Karakter Antagonis Anime Yang Sebenaranya Baik

  Seperti sudah menjadi formula yang wajib bagi setiap anime yang memiliki alur yang rumit. Pertentangan antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis tidak hanya sekedar pertentangan antara orang jahat dan orang baik.

Melainkan lebih daripada itu, apa maksud dari saya dengan mengatakan lebih dari itu?
Yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman pembaca artikel sekalian ini adalah ada hal unik yang tidak bisa kita temukan di serial drama dan sinetron yang ada di televisi nasional kita.

Tentunya dalam sebuah cerita akan ada yang namanya pihak baik dan jahat tergantung dari genrenya, termasuk sinetron harian kejar tayang yang mengisahkan soal ironi kehidupan sehari-hari warga Indonesia yang terlalu di hiperbola-kan, mulai dari mertua yang kejam, anak tiri yang kurang ajar, hingga ayah kandung yang jahat, semuanya lengkap mencerminkan kehidupan warga Indonesia yang penuh dengan drama.


Karakter Antagonis Paling Baik dan Favorit para Penonton


Kalau anime? Pastinya ada juga dong antagonisnya, namun yang menjadi letak perbedaan garis besarnya adalah ini.

Jika sinetron lokal kita biasanya menampilkan karakter antagonis yang jahat dan akan terus selamanya menjadi jahat sampai akhir acara, tanpa adanya development character atau kalau dalam istilah bahasa Indonesia adalah Koda, yakni perubahan sikap tokoh di akhir cerita setelah resolusi.

Tidak ada sama sekali! Paling enggak pun hanya satu dua biji drama acara TV kita yang bisa menyuguhkan cerita dengan karakter yang seperti itu, jarang sekali!

Lalu bagaimana dengan anime? Perbedaan yang paling mendasar dari anime dengan sinetron lokal yang pada umumnya, bisa kita lihat dari cara perlakuan mereka kepada tokoh karakternya yang mana anime sebagai tontonan dan acara fiksi justru terkesan bisa lebih terlihat humanis serta realistis daripada sinetron yang 'katanya' merupakan cerita cerminan dan realita dari kehidupan.

Setiap tokoh akan diperlihatkan kelebihan serta kelemahannya tidak pandang bulu apakah itu antagonis atau protagonis, yang memang dalam kehidupan ini tidak ada yang sempurna.

Tokoh antagonis di anime juga akan mendapatkan jatahnya dimana dia bisa menarik hati dan perhatian para penonton, biasanya terjadi saat episode akhir-akhir atau ending dari arc yang berupa resolusi dari permasalahan.

Kita akan diperlihatkan masa lalu tokoh jahat dan latar belakang mengapa ia menjadi seperti ini, apakah karena keterpaksaan atau karena dia jugalah seorang korban, sehingga para penonton memiliki rasa iba dan sikap yang lebih bijaksana dalam memandang orang lain yang ada di sekitarnya.

Tidak mudah menilai seseorang atau menghakimi/menjudge orang lain sekalipun dia pendosa terparah di semesta ini sekalipun, itulah yang anime coba ajarkan kepada kita.

Lalu sinetron? Biasanya penjahat hanya akan berakhir terkena azab dan karma yang diakibatkan dari perbuatannya tanpa adanya penjelasan dan penceritaan dari sudut pandang/perspektif si antagonis.

Kita tidak akan melihat adegan dimana tokoh antagonis juga pernah berbuat baik dan merupakan manusia biasa.

Kita hanya akan disuguhkan serangkaian cerita yang hanya ditujukan untuk membenci, membenci dan terus membenci karakter tersebut, seakan-akan semua sumber kejahatan dan kebencian di dunia bersumber pada dirinya.

Sampai-sampai kita geram saat ada aktornya di dunia nyata kita jadi serasa ingin memaki-makinya padahal kita tahu jika itu hanyalah akting.


Semua Orang Membenciku, Sampai Tahu Masa Laluku

Sebutkan saja contohnya dari anime yang sangat akrab di telinga anak muda di negara kita, yakni Anime Naruto Shippuden seperti karakter Itachi Uchiha.

1. Itachi Uchiha dari Anime Naruto


Kita semua tahu permasalahan di awal cerita jika Itachi Uchiha adalah pembelot desa yang telah melakukan pembantaian terhadap klannya sendiri dan hanya menyisakan adiknya sendiri yang terus menyimpan dendam terhadap dirinya.

Namun perlahan-lahan anime ini berjalan, season demi season pun berganti, akhirnya saat adegan kematian di tangan adiknya sendiri, kita mengetahui alasan dan background mengapa ia melakukan hal keji itu semua.

Lantas, semua orang yang menontonnya langsung ngefans dan menjadikan Lord Itachi sebagai chara kegemaran mereka ( ya walau terkadang saya agak terganggu dengan sikap berlebihan mereka ).

Sepertinya kalau untuk Itachi ini saya tidak perlu jelaskan panjang lebarlah ya, Betul tidak? Soalnya hampir semua orang sudah tahu bagaimana kualitas dari karakter seperti Itachi tersebut.

2. Askeladd dari Anime Vinland Saga


Ada lagi sebagai contoh dari anime Vinland Saga dimana Askeladd yang menjadi antagonis utama diawal-awal anime karena telah membunuh ayah dari karakter utama kita.

Secara tidak adil dan dengan liciknya Askeladd membunuh Thors, ayah dari Thorfinn dalam sebuah pertempuran curang, yang parahnya itu semua terjadi didepan mata Thorfinn sebagai anaknya.

Namun, lambat laun cerita bergulir, penonton juga semakin tertarik dengan model karakter seperti Askeladd ini.

Mulai dari kharisma, gaya bicaranya, serta kata-kata mutiara yang dilontarkannya, berbanding terbalik dengan karakter utama kita yang nampak seperti anjing liar.

Apalagi saat flashback tentang masa lalunya, yang awalnya hanya seorang anak dari budak dan pelacur, dan dia menjalani kehidupannya dengan penuh perjuangan.

Dan pada akhirnya di episode-episode penghujung season 1 anime Vinland Saga, Askeladd pun mati dalam keadaan yang mengenaskan serta sangat memukul para penonton.

Bukan sebagai pecundang dan pengkhianat, namun dia rela berkorban demi orang-orang yang ia percaya (Pangeran Canute, kenapa bukan Thorfinn? dia kan tokoh utama? Ya, dia memang tidak berguna).

3. Mama Isabella dan Suster Krone dari The Promised Neverland


Nahh, kalau tadi kan contoh karakter laki-lakinya, kali ini saya mau ngasih contoh dari female chara, yakni ada Mama Isabella dan Sister Krone dari anime The Promised Neverland.

Ya anime tentang panti asuhan yang tidak lain dan tidak bukan adalah peternakan manusia untuk para iblis.

Sebagai penjaga peternakan, Mama Isabella harus memberikan cinta dan kasih sayang serta perhatian kepada produk ternak-ternak yang para iblis percaya kan kepadanya, agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Ini semua ia lakukan bukan karena ia memang bengis, jahat dan terkutuk, namun lebih kepada ketidakberdayaannya sebagai manusia makhluk yang lemah.

Dirinya yang sudah putus asa dan tidak memiliki jalan keluar lainnya dari permasalahan yang sebenarnya juga ia alami saat masih kecil, karena dia juga awalnya seorang ternak namun saat udia 12 tahun dirinya diangkat menjadi penjaga ternak manusia.

Mama Isabella adalah contoh yang sempurna dari keputusasaan manusia, dan satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah untuk berusaha sebaik mungkin memberikan kasih sayang yang tulus kepada anak-anak tirinya yang suatu saat nanti bakalan menjadi makanan iblis.

Berusaha untuk membuat sesuatu yang sudah buruk tidak semakin memburuk, dan berjuang untuk yang terbaik semampu dirinya, itulah yang dilakukan oleh Isabella.



Bukannya tidak mau memberontak dan melakukan semua hal seperti karakter utama di Anime lainnya, namun dirinya hanya ingin untuk bertahan hidup lebih lama dari siapapun.

Begitupun dengan Suster Krone yang memang dari awal terlahir di peternakan hanya bisa pasrah dan mengikuti sistem yang sudah berjalan di kehidupannya, apakah itu salahnya? Tentu tidak! Bagaimana mungkin tuhan akan memasukkan kita kedalam neraka atas dosa yang berada diluar kuasa kita, lagipula bukan kita yang melakukannya bukan?



Sekian inilah isi artikel saya mengenai karakter anime yang awalnya dibenci lalu menjadi digemari setelah diperlihatkan masa lalu dan latar belakang perjalanan hidupnya.


Tidak ada komentar