Cara buat manga dengan ai gratis online free no login website
Cara buat manga dengan ai gratis online free no login website
Setelah sebelumnya kita telah membahas tentang Lagu Hanabie ‘Pardon Me, I Have to Go Now’ dan Kritik terhadap Budaya Kerja Jepang yang Tak Manusiawi dan juga Lagu Hanabie ‘Pardon Me, I Have to Go Now’ dan Kritik terhadap Budaya Kerja Jepang yang Tak Manusiawi. kali ini kita balik lagi dengan topik yang sedikit lebih teknis, tapi tetap seru banget buat kalian yang suka dunia manga dan pengen banget bikin karya sendiri.
Dewasa ini, AI sudah banyak menggantikan berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia seni, hiburan, dan bahkan—ya—pembuatan manga. Sekarang, dengan ChatGPT atau Gemini saja, kita sudah bisa membuat manga versi kita sendiri tanpa harus jago gambar.
Cara buat manga tanpa bisa gambar
Ini sebenarnya kabar yang sangat baik, terutama buat kalian yang sejak dulu punya impian jadi mangaka—tapi mungkin selalu mentok di satu hal: gak bisa gambar. Karena ya, kenyataannya memang tidak semua orang punya bakat menggambar, dan dulu, itu adalah hambatan paling besar buat seseorang yang pengen bikin komik atau manga.
Tapi sekarang? Dunia sudah berubah. AI hadir bukan cuma buat bantu kerjaan kantoran, nulis skripsi, atau bikin video TikTok, tapi juga untuk menghidupkan imajinasi kita dalam bentuk gambar dan cerita visual.
Dan itulah yang akan kita bahas kali ini: cara membuat satu halaman manga dengan bantuan ChatGPT dan AI generatif lainnya.
Kita mulai dari dasarnya dulu. Sebuah manga yang enak dibaca secara visual biasanya memiliki antara tiga sampai enam panel dalam satu halaman. Kenapa ini penting? Karena bahkan para profesional pun selalu berhadapan dengan tantangan ini: bagaimana menempatkan panel-panel agar cerita mengalir dengan nyaman, ekspresif, dan tetap menarik.
Kalau panelnya terlalu banyak, pembaca bisa cepat capek. Tapi kalau terlalu sedikit, ceritanya jadi datar dan gak punya ritme.
Nah, untuk konten kali ini, biar gak terlalu rumit, kita akan berfokus dulu ke satu halaman manga aja. Jadi, konsepnya adalah cepat, sederhana, tapi tetap profesional.
Dasar membuat manga
Langkah pertama yang paling dasar dan paling penting dari segalanya adalah naskah cerita.
AI bisa bantu banyak hal, tapi dia tetap butuh fondasi — dan fondasi itu adalah cerita kalian sendiri.
Mau AI-nya secanggih apapun, kalau ceritanya gak jelas, hasilnya ya tetap aneh.
Jadi, apa yang perlu kita siapkan di tahap ini?
Minimal kalian harus menulis skrip dasar atau scene description—alias deskripsi adegan.
Isinya bisa berupa: siapa karakter yang muncul, ekspresi mereka seperti apa, sudut pandang kamera (misalnya dari depan, dari atas, atau close-up), dan tentu saja dialog di tiap adegan.
Ingat, kalian gak perlu bikin naskah sepanjang manga One Piece kok. Karena kita cuma butuh 1 halaman saja.
Setelah naskah ini selesai, dan lengkap dengan detail kecil seperti ekspresi, pose, dan suasana adegan, barulah kita pindah ke tahap berikutnya.
Yaitu, mengubah naskah tersebut menjadi naskah panel profesional menggunakan AI.
Sekarang, buka laman ChatGPT, atau bisa juga Gemini AI.
Tempel naskah kalian di situ, dan di akhir tambahkan perintah:
“Buat naskah manganya.”
Nah, kalimat ini akan memicu AI untuk membagi naskah kalian menjadi panel-panel kecil yang sesuai dengan alur cerita.
Biasanya, hasilnya sudah lumayan rapi, karena AI akan otomatis memecah dialog dan deskripsi jadi potongan adegan.
Di tahap ini, kalian bisa edit atau revisi hasilnya jika ada yang kurang sesuai dengan bayangan kalian. Misalnya, AI bikin panel yang terlalu pendek, atau urutannya agak aneh.
Jangan ragu buat nyesuaikan ulang.
Kalau hasilnya udah memuaskan, lanjut ke tahap berikutnya:
Perintahkan AI untuk meng-generate gambarnya.
Biasanya proses ini agak lama, apalagi kalau kalian pakai akun gratis.
Tapi sabar aja. Begitu selesai, kalian bakal lihat hasilnya, dan biasanya reaksi pertamanya adalah: “Wah, keren juga!”
Namun... sering juga hasilnya bikin frustrasi. Karena AI itu punya “pikiran” sendiri.
Kita bisa kasih deskripsi super detail, tapi kadang hasilnya tetap beda jauh dari yang kita bayangkan.
Misalnya, kita minta adegan bird eye view atau worm eye view, tapi AI-nya malah bikin sudut datar biasa.
Atau, kita pengen gaya shounen yang penuh aksi dan gerak cepat, tapi yang keluar malah gaya shoujo lembut dengan ekspresi berlebihan.
Hal seperti ini sangat umum terjadi, karena AI masih belajar menafsirkan perintah manusia dengan cara yang belum sempurna.
Limit gambar di Chatgpt dan Gemini AI
Selain itu, ChatGPT juga punya limit harian untuk generate gambar.
Jadi, meskipun kalian pengen eksplor terus, kadang gak bisa.
Gemini AI juga begitu—meskipun versi 2.5 Flash gratis tanpa limit, tapi versi 2.5 Pro justru lebih ketat, meskipun hasilnya sedikit lebih realistis dan konsisten.
Nah, di sinilah kita harus pintar-pintar mengakali sistem.
Dari pengalaman pribadi, saya biasanya menggunakan kombinasi dari kedua AI ini.
Misalnya, saya bikin naskah dan desain panel dulu di ChatGPT.
Setelah itu, saya generate gambarnya langsung dari naskah tersebut.
Biasanya, dari 6 panel yang dihasilkan, hanya 2 atau 3 yang benar-benar sesuai dengan keinginan saya.
Sisanya? Gagal total, atau terlalu aneh.
Jadi, saya ambil panel yang bagus dari ChatGPT, lalu sisanya saya generate ulang pakai Gemini AI—baik versi 2.5 Flash ataupun versi Pro.
Kelebihan versi Flash ini adalah tidak ada limit harian dan prosesnya cepat banget.
Kalian bisa generate gambar berulang-ulang tanpa takut dibatasi, sampai hasilnya benar-benar sesuai imajinasi kalian.
Langkah terakhir
Setelah semua panel yang dibutuhkan sudah terkumpul, barulah kita pindah ke tahap editing visual.
Di sini kalian bisa pakai aplikasi seperti GIMP, Photoshop, atau Clip Studio Paint untuk menyusun ulang gambar-gambar tersebut menjadi satu halaman manga utuh.
Biasanya, AI tidak menghasilkan layout panel yang sesuai dengan keinginan kita.
Kadang panelnya terlalu rapat, atau malah terlalu renggang.
Kalau kalian gak masalah dengan itu, ya biarin aja.
Tapi kalau mau hasilnya lebih “nyeni,” saya sarankan buat layout-nya sendiri.
Untuk itu, saya pribadi lebih sering pakai aplikasi Ibis Paint di Android karena gratis, ringan, dan sangat mudah digunakan.
Kalian tinggal bikin kotak panel manual, masukkan gambar hasil AI satu per satu, lalu tambahkan balon dialog sesuai naskah.
Beres.
Setelah jadi satu halaman, jangan lupa periksa urutan bacanya.
Karena manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, bukan kiri ke kanan seperti komik barat.
Ini penting, biar pembaca gak bingung.
Tips tambahan
Dan satu tips kecil: kalau kalian pengen hasilnya terlihat profesional, tambahkan sedikit efek gradasi, tone, dan bayangan khas manga.
Kalian bisa pakai layer multiply atau pen tool hitam putih sederhana di Ibis Paint untuk membuat efek itu.
Hasilnya akan jauh lebih terasa “manga”-nya.
Sekarang mungkin ada yang bertanya: “Bang, kalau mau bikin manga full 20 halaman, bisa juga gak pakai cara ini?”
Jawabannya: bisa banget. Tapi ingat, makin panjang ceritanya, makin banyak waktu yang kalian butuhkan untuk generate dan menyusun hasilnya.
AI memang bisa mempercepat proses, tapi tetap butuh kreativitas dan kesabaran manusia buat mengatur alurnya.
Jadi, AI itu bukan pengganti total mangaka, tapi lebih ke asisten kreatif.
Kita yang tetap jadi sutradara utamanya.
Sebenarnya, masih banyak detail kecil yang bisa diatur dalam pembuatan manga dengan AI.
Misalnya gaya desain — mau seinen, shounen, atau shoujo — lalu pengaturan komposisi, warna, pencahayaan, bahkan gaya tinta.
Tapi karena pembahasan itu bakal panjang banget, kita simpan dulu untuk konten berikutnya.
Yang jelas, kalau kalian mengikuti langkah-langkah di atas, kalian sudah bisa menghasilkan satu halaman manga profesional buatan kalian sendiri, bahkan tanpa kemampuan menggambar sedikit pun.
Dan itu adalah hal yang dulu gak mungkin dilakukan oleh orang biasa.
Di titik ini, saya pengen menekankan satu hal penting:
AI hanyalah alat. Tapi ide dan cerita tetap datang dari manusia.
Jadi jangan takut kalau hasil AI kalian belum sempurna, karena yang terpenting bukan siapa yang bisa menggambar paling bagus, tapi siapa yang bisa menyampaikan cerita paling kuat.
Itu juga yang membedakan kita dari AI.
AI bisa meniru gaya, tapi tidak bisa meniru makna.
Nah, setelah kalian tahu cara buat manga dengan AI, kalian bisa kembangkan ide ini ke arah yang lebih luas.
Misalnya, buat manga fanmade, komik islami, atau bahkan cerita fiksi buatan sendiri.
AI memberikan kebebasan penuh buat kita bereksperimen.
Dan buat kalian yang mungkin dulu sering berpikir, “Ah, aku gak bisa gambar, jadi gak mungkin jadi komikus,”
Sekarang, alasan itu udah gak berlaku lagi.
Kisah author One Punch Man
Sama seperti cerita yang dulu saya bahas soal One, sang author One Punch Man.
Dia bukan ilustrator profesional, tapi dia punya ide cerita yang kuat dan karakter yang menarik.
Karena itulah, meskipun gambarnya jelek, webcomic buatannya bisa viral dan akhirnya diangkat jadi seri profesional.
Tapi, One itu pengecualian—anomaly.
Kita gak bisa berharap semua orang punya jalan keberuntungan seperti dia.
Dan di situlah AI membantu kita menutup celah itu.
Sekarang, dengan AI seperti ChatGPT dan Gemini, semua orang bisa jadi storyteller.
Gak perlu jago gambar, cukup punya ide dan ketekunan untuk bereksperimen.
Dan ya, mungkin kalian akan mengalami hal yang sama seperti saya di awal—generate gagal, gambar gak sesuai, ekspresi aneh, atau karakter malah jadi orang lain.
Tapi percayalah, itu semua bagian dari proses belajar.
AI itu seperti asisten yang butuh kita arahkan pelan-pelan.
Semakin sering kita latihan, semakin AI memahami gaya kita, dan hasilnya pun semakin mendekati keinginan.
Jadi, buat kalian yang selama ini cuma jadi pembaca manga, mungkin sekarang waktunya jadi pembuat manga.
Karena teknologi ini udah membuka peluang yang dulu cuma mimpi.
Dan siapa tahu, manga buatan kalian berikutnya bisa viral di media sosial, atau bahkan menarik perhatian penerbit besar.
Semua itu bisa terjadi kalau kalian mulai dari sekarang.
Penutup
Oke teman-teman, itu tadi tutorial lengkap cara membuat satu halaman manga dengan AI, mulai dari naskah, generate gambar, sampai penyusunan panel.
Semoga bermanfaat dan bisa jadi inspirasi buat kalian semua.
Kalau kalian suka konten seperti ini, jangan lupa tinggalkan komentar, klik like, dan subscribe biar gak ketinggalan pembahasan menarik lainnya.
Karena di konten berikutnya, kita akan bahas sesuatu yang lebih mendalam lagi — tentang bagaimana mengatur gaya dan tone manga menggunakan prompt AI secara presisi.
So, stay tuned!
Tidak ada komentar