Shinigami adalah salah satu ajaran Islam di anime Death Note
Shinigami adalah salah satu ajaran Islam di anime Death Note
Shinigami adalah salah satu ajaran Islam di anime Death Note - Oke, setelah sebelumnya kita telah membahas tentang Ajaran Islam di anime Death Note Part 1 dan juga artikel lainnya yang berjudul PESAN MORAL ANIME CHAINSAW MAN SESUAI AJARAN ISLAM. Hari ini kita masih akan membahas tema tentang anime Death Note. Sekarang kita beralih ke poin ke 2 dari pembahasan kita tentang ajaran Islam di dalam anime ini.
Yap, jika kita menonton anime Death Note pastinya kalian akan sering dan terbiasa dengan adegan pembunuhan yang dilakukan oleh Kira dengan menggunakan buku death note. Dan tak jarang adegan-adegan tersebut cukup menyayat hati kita sebagai penonton. Dan tak jarang juga pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh Light, dilakukan dengan cara yang keji dan biadab seperti misalnya dengan menggiring sang korban ke dalam sebuah situasi kecelakaan parah, penyiksaan yang kejam dan lain sebagainya.
Namun dibalik semua itu, ada juga beberapa kematian yang menurut saya cukup ikonik dan benar-benar berkesan karena dibuat cukup baik dan dramatis. Salah satunya adalah, kematian Raye Penber dan tunangannya Shoko Maki alias Naomi Misora.
Raye sendiri diceritakan sebagai seorang agen FBI yang ditugaskan oleh L guna membuntuti Light Yagami. Ia akhirnya terbunuh oleh Kira, 2 minggu setelah pertemuannya dengan Light Yagami dan dengan bodohnya berhasil di kelabui olehnya, membunuh teman-temannya sendiri dengan menggunakan Death Note atas perintah Kira.
Death Note FBI agent wife
Dan di adegan di episode selanjutnya, di ceritakan pula kematian Naomi Misora dengan cara yang sama yang menimpa tunangannya, yaitu dibunuh Kira dengan menggunakan Death Note.
Hal ini menjadi sangat tragis, karena sejatinya kita seolah bisa berharap bahwa wanita ini bisa mengelabui Light. Mengingat, karakter, insting dan kemampuannya melebihi kemampuan dari tunangannya tersebut, dan ditambah juga fakta bahwa ia juga adalah seorang mantan agen FBI.
Namun, semua latar belakang dan perkenalan tersebut seakan di buat percuma, karena akhirnya ia juga berhasil dikelabui dan dibunuh oleh Light Yagami.
Namun, tahukah kamu bahwa ternyata dari adegan-adegan kematian hasil dari upaya pembunuhan yang dilakukan oleh Kira ini. Ternyata ada banyak sekali pelajaran Islam yang terselip di dalamnya.
Qada dan Qadar adalah
Salah satunya adalah ajaran Islam tentang Qada dan Qadar. Bagi kita yang mengaku Muslim pastinya sedikit banyak paham dengan istilah kata bijak yang mengatakan bahwa “jodoh, rezeki dan maut sudah diatur Allah”. Yap, inilah yang di dalam ajaran Islam disebut Qadha, yaitu ketetapan Allah yang tidak bisa diubah sama sekali. Sama halnya seperti Death Note, Qadha seorang manusia sebenarnya telah tercatat dengan rapih di Lauhul Mahfudz isinya dicatat menggunakan tinta yang berasal dari cahaya dan kertasnya berasal dari Yaqut merah.
Ya, jadi bisa dikatakan entah emang terinspirasi atau tidak. Baik Death Note ataupun Lauhul Mahfudz benar-benar memiliki konsep yang sama, sehingga cukup adil bila saya katakan bahwa Death Note sebenarnya mencontek dan memplagiat atau juga bisa dikatakan terinspirasi dari ajaran Islam tentang Lauhul Mahfudz.
Death Note terinspirasi dari Lauhul Mahfudz
Meskipun begitu, fitur yang ditampilkan Death Note ini sebenarnya terlalu sedikit dibandingkan Lauhul Mahfudz. Karena, Death Note hanya bisa di gunakan untuk mencatat takdir dari kematian seseorang. Berbeda dengan Lauhul Mahfudz, yang di mana selain mencatatkan takdir kematian seseorang. Lembaran kertasnya juga mencatatkan batas rezeki dan juga ketentuan takdir jodoh yang akan menemani setiap individu manusia.
Namun, meskipun kemampuannya di nerf di serial Death Note. Namun, deskripsi utama dari buku ini yaitu mencatatkan takdir seseorang, di mana setiap orang yang dicatatkan namanya di buku tersebut akan mati entah bagaimanapun cara yang ditempuh itu sangat-sangatlah sesuai dengan apa yang dideskripsikan Islam tentang kemampuan Lauhul Mahfudz yang Allah catatkan dalam takdirnya.
Dan seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, tahukah kamu bahwa anime ini memang benar - benar mengambil konsep di dalam ajaran Islam tentang Qadha dan Qadar khususnya pada adegan-adegan kematiannya. Dimana, di perlihatkan semua orang yang di telah dicatatkan namanya ke dalam buku Death Note pasti mati. Meskipun ia berusaha sekuat tenaga melarikan diri dari takdir kematiannya, ia tidak akan sanggup lari dari takdir tersebut.
Bahkan, meskipun para korban tengah berada di dalam lingkungan yang aman lengkap dengan segala pengawalan yang ketat sekalipun, pada akhirnya ia secara sadar selalu akan melintasi jalan takdir kematian yang telah tercatat di dalam buku Death Note tersebut.
Yap, benar kan? jika kita menyimak dengan seksama deskripsi yang saya katakan sebelumnya. Hal ini jelas-jelas sangat sesuai dengan ajaran Islam yang juga mengatakan demikian.
Al Qur’an pun beberapa kali menegaskan bahwa takdir kematian itu tidak bisa ditunda ataupun dimajukan, contohnya seperti yang tertulis di dalam QS Al - A’raf ayat 34.
So, dengan kata lain kematian itu adalah tepat dan pasti, meskipun kita berusaha berlindung diri dari kematian ataupun sebaliknya, mungkin kita mencoba berusaha mempercepat kematian dengan cara bunuh diri, seperti misalnya lompat ke sumur ataupun gedung tinggi. Jika hari itu, bukanlah hari dari takdir kematian kita yang tercatat di Lauhul Mahfudz. Maka, hal itu tidak akan menyebabkan kematian. Bisa saja ia akan tertolong oleh sesuatu yang di luar dugaan dan nalar, meskipun hal itu mungkin akan membuat ia menjadi sedikit cedera.
Begitupun sebaliknya, jika takdir kematian telah memanggilnya.. Meskipun hanya disebabkan karena hal hal sepele saja, seperti misalnya tertusuk jarum atau bahkan sedang tidur sekalipun. Maka, kematian pasti akan terjadi pada detik itu juga.
Shinigami ajaran Islam
Oke, kita beralih ke poin selanjutnya. Tahukah kamu, bahwa konsep Shinigami di dalam anime Death Note ini benar-benar sangat mirip dengan konsep malaikat pencabut nyawa didalam ajaran Islam.
Ya, menurut beberapa sumber, Shinigami sendiri sebenarnya memang bukanlah konsep asli yang berasal dari budaya Jepang. Kita tidak akan menemukan nama Shinigami di dalam sastra-sastra klasik Jepang. Bahkan di dalam agama dan kepercayaan orang Jepang pun, seperti Shinto dan Buddha kita tidak akan dapat menemukan yang namanya Shinigami atau dewa kematian. Di dalam kedua agama tersebut, kematian sangat identik dengan konsep Izanami dan Izanagi.
Sedangkan di dalam sastra modern Jepang, Shinigami identik sebagai sebuah personifikasi yang menghasut manusia untuk bunuh diri.
Hal ini sangat berbeda, dengan konsep Shinigami di dalam anime Death Note yang diperlihatkan seperti layaknya malaikat maut, lengkap dengan sayap dan juga hidup di langit.
Jika dibandingkan dengan konsep Shinigami didalam anime-anime lainnya, jelas konsep Shinigami Death Note sangat mirip dengan konsep malaikat maut di dalam agama Islam. Karena jika kita melihat konsep Shinigami di anime Bleach. Shinigami disini diartikan sebagai seorang penjaga atau pengantar roh orang mati agar tidak tersesat. Sedangkan di dalam anime Naruto, Shinigami adalah sebuah jurus pemanggil roh pencabut nyawa.
So, jadi inilah alasan kenapa saya katakan bahwa konsep Shinigami di dalam anime Death Note ini sangat mirip dan mungkin bisa saya katakan konsepnya meniru dengan jelas konsep malaikat maut Izrail atau malaikat maut di dalam ajaran agama Islam.
Ya, didalam ajaran Islam sendiri, malaikat Izrail atau malaikat maut di deskripsikan sebagai malaikat yang diberi tugas oleh Allah mencabut nyawa manusia, berpenampilan seram, dan memiliki ribuan sayap. Ini jelas sangat mirip dengan penampilan Shinigami yang di tampilkan di dalam serial Death Note.
Lalu selain itu, tahukah kamu Kenapa Ryuuk sang Shinigami pemilik buku Death Note milik Light Yagami suka sekali makan apel dan bahkan rela melakukan apapun demi bisa memakan apel. Dan bahkan di salah satu adegan, ia mengatakan bahwa apel itu bagaikan alkohol dan miras baginya. jadi tanpa memakan itu Ryuuk akan sakau dan secara tidak sadar membuat dirinya tidak bisa mengontrol dirinya sendiri menjadikannya berpose terbalik kaki di atas dan kepala di bawah.
Namun tahukah kamu, kenapa buah apel yang dipilih oleh Ohba sebagai sang kreator original anime ini sebagai buah favorit Shinigami?
Di dalam sebuah wawancara, Ohba mengatakan alasan kenapa ia memilih apel sebagai makanan favorit Ryuk adalah karena itu terlihat keren dan kontras dengan penampilan Ryuk yang serba gelap dan hitam.
Namun, dari sini timbullah pertanyaan kembali, kenapa harus apel? kenapa tidak jeruk, melon atau strawberry yang juga memiliki warna tak kalah kontras dengan warna apel jika dibandingkan dengan penampilan Ryuk?
So, sebenarnya jika kita merujuk pada dasar inspirasi dari serial ini sendiri, yaitu agama-agama samawi. Sangat mudah menjawab pertanyaan kenapa makanan kesukaan Ryuk adalah apel.
Dalam kisah-kisah Israiliyat yang sejatinya benar-benar diyakini kebenarannya oleh umat Yahudi dan juga Kristen, sudah tidak asing dan sangat familiar dengan buah tersebut. Karena dikisahkan bahwa Adam dan Eve diusir dari taman Eden dikarenakan memakan buah terlarang tersebut, yaitu Apel.
Dikatakan bahwa, Apel dianggap sebagai buah pengetahuan yang membuat manusia menjadi memiliki pengetahuan layaknya Tuhan alias berkehendak bebas.
So, karena Ryuuk memperlihatkan bahwa ia sangat menyukai buah apel di dunia manusia dan memakannya. Ini seolah sang kreator dari serial ini yaitu Takeshi Abo ingin memperlihatkan Ryuk telah jatuh ke dalam sisi gelap karena melanggar tugasnya sebagai seorang Shinigami.
Oke, mungkin sekian dulu pembahasan lanjutan kita hari ini tentang ajaran Islam di dalam anime Death Note. Semoga bermanfaat, dan jangan lupa untuk like, subscribe, komen serta follow ig kami di @egagology untuk mendapatkan info-info terbaru tentang dunia anime, wibu dan otaku serta ajaran Islam di dalamnya. Akhir kata assalamu’alikum warahmatullahi wabarokatuh. Insya Allah kita bertemu lagi di video lainnya dan mungkin kita juga masih akan membahas tentang anime Death Note ini, so jangan lupa subscribe ya.
Tidak ada komentar