Hot Article

FUNGSI FIKSI SEBAGAI METODE PENDIDIKAN ANAK

FUNGSI FIKSI SEBAGAI METODE PENDIDIKAN ANAK
Sudah menjadi filsafat lama bahwa “kemajuan suatu bangsa di tentukan oleh bagaimana generasi Mudanya” dan mungkin kita juga telah sangat familiar dengan Quotes paling terkenal dari Bapak Plokamator kita.Soekarno yaitu “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.".Betapa sangat pentingnya generasi muda bagi suatu bangsa,karena masa depan suatu bangsa berada di pundak generasi generasii penerus Bangsa itu sendiri.Namun,di zaman yang sudah semakin canggih sekarang ini.Generasi penerus,khususnya di Indonesia.Sudah mencapai level yang bisa dikatakan memperihatinkan.Istilah generasi micin dan anak jaman now,seakan mendiskripsikan apa yang terjadi pada generasi generasi penerus bangsa ini.Anak anak kecil,sudah tak menikmati masa masa kecil sebagaimana semestinya.Dan,bahkan banyak anak-anak yang telah dewasa sebelum waktunya. Ini sungguh sangatlah memprihatinkan dan sangat ironi,dimana arus moderenitas telah mengubah generasi muda kita.
View this post on Instagram

Pendidikan adalah faktor paling penting untuk memajukan suatu komunitas,ummat,negara dan bangsa.Namun sayangnya,potensi fiksi sebagai salah satu meda pendidikan.Sering di pandang sebelah mata.Padahal,fiksi adalah salah satu media pendidikan yang sangat efektif untuk menanamkan mainset pemikiran pada anak.Dan,kita ketahui,apa yang tertanam sejak kecil.Itulah yang akan mengubah masa depan suatu bangsa.Sayangnya,ummat Islam masih belum terlalu sadar akan potensi ini. Masalah selanjutnya adalah,ntah kenapa sangat sangat jarang ada kisah kisah fiksi buatan para Muslim yang berkualitas dan menarik untuk diikuti.Ada sih,beberapa film yang di khususkan buat anak anak seperti film animasi Nusa dan Rara,misalnya. Namun maaf sekali lagi Gue katakan,sangat tidak menarik.Film ini emang sangat syarat unsur pendidikan.Namun alih alih sebagai sebuah fiksi,justru Film ini lebih bisa di katakan sebagai ilustrasi ceramah.Kesan menggurui sangatlah kental,point konflik ceritanya pun sangatlah standar.Jauh di bandingkan fiksi fiksi ciptaan orang di luar Islam #sejarah#dakwahpelangi #pelangidakwah#dakwahislam #tunjukkanjalandakwahmu#islamcerdas #islamilmiah #dakwahcerdas#dakwahilmiah #logikaislam #cintaislam#cintasunnah #cintagamis #islammoderat#islammodern #islammilenial #ustadabdulsomad#ustadadihidayat #ustadhananattaki #ustad#ustadfirandaandirja #ustadbasalamah #ustadzfelixsiauw #yukngaji #nusadanrara

A post shared by egagology (@egagology) on



Dalam hal pendidikan,mungkin kita telah familiar dengan istilah "pengalaman adalah guru terbaik".Dan menurut gue,pengalaman yang menjadi guru dan pendidik tidaklah harus dari pengalaman pribadi diri sendiri.Banyak dari pengalaman orang lain melalui kisah kisah dan sejarah yang dapat kita pelajari dan bahkan lebih melekat dalam diri.Khususnya pada anak anak,pendidikan melalui kisah kisah dan cerita yang mendidik sangatlah berkesan dan sangat efektif untuk menanamkan kepribadian pada anak anak.Karena kisah dan cerita yang menarik lebih disukai oleh anak anak dan lebih masuk sebagai mainset. Kita ambil contoh negara Jepang,Mereka bisa bangkit dalam waktu yang sangat singkat setelah hancur lebur pada perang dunia 2.Salah satu faktornya adalah karena pendidikan generasi mudanya yang massive.Salah satu caranya adalah dengan pengenalan kisah kisah inpiratif dan mendidik dari media Manga dan Anime.Contohlah,kita bisa menyebutkan beberapa serial seperti Rurouni Kenshin atau dalam bahasa Internasionalnya disebut Samurai x,
FUNGSI FIKSI SEBAGAI METODE PENDIDIKAN ANAK
lalu ada Doraemon,dan di masa masa awal ada Astroboy,Kungfu kid,Captain Tsubasa dan masih banyak lainnya.Di semua serial itu,ada satu pesan yang menurut saya seperti menjadi barang wajib yang di masukkan kedalam cerita oleh sang pencipta.Yaitu pendidikan tentang sikap pantang menyerah dan kesetia kawanan.Kebanyakan dari cerita cerita itu,menyelipkan rasa kebanggaan pada sejarah dan tradisi Jepang itu sendiri.Contohnya Inuyasha dan Rurouni Kenshin yang berlatar belakang zaman kerajaan dan perdesaan di Jepang dengan berbagai kultur dan tradisi yg di tonjolkan,lalu kebanggaan pada kesatria mereka yg di sebut Samurai.Selain itu ada juga serial yang bertemakan Assasins khas negri Jepang,yaitu Ninja.Seperti beberapa judul seperti ninja hattori dan Naruto.Selain itu,Doraemon dan Captain Tsubasa telah sangat sukses menanamkan mainset pada anak anak Jepang untuk selalu bermimpi dan pantang menyerah,dan tak lupa selalu di selipkan pesan moral kebaikan disitu. Namun,pada kenyataannya di Indonesia.Kisah kisah dan dongeng fiktif di Indonesia ini tak lebih hanyalah sebagai hiburan semata yang tak memiliki tujuan untuk pendidikan.Kita ambil contoh seperti dongeng bawang merah putih,lalu dongeng sangkuriang,si pahit lidah,si kancil dan lain sebagainya yang cenderung lebih menekankan pada hal hiburan dan alur cerita saja.Kita butuh sebuah cerita dan kisah yang menarik sekaligus mengedukasi.Saya sedikit tertarik melihat pengembangan animasi 3d buatan Indonesia seperti nusa dan nara,sopo jarwo,kiko dan lainnya.Tapi,maaf harus saya katakan bahwa animasi animasi itu bisa dikatakan menghibur dan memiliki pesan moral.Tapi tidak bisa saya katakan menarik,sama sekali.Karena,dari plot dan alur ceritanya saja sudah tidak jelas dan cenderung datar.Sebagai contoh,pada serial Doraemon.Doraemon memiliki plot yang jelas,visi misi jelas,dan pendalaman karakter yang jelas pula.Pesan yang di sampaikan jelas,tapi sisi kemenarikan dan alur ceritanya sangat jelas.Bahkan,pesan itu menyatu dengan inti cerita sehingga tidak terkesan menggurui dan menceramahi dengan kata kata naratif yang panjang dan membosankan.Cerita seperti itulah yang sebenarnya di harapkan bisa di hasilkan oleh anak anak bangsa ini untuk memperbaiki kualitas generasi penerus bangsa Indonesia di masa depan.Dan saya juga sangat bersyukur karena dunia perkomikan dan animasi di Indonesia sudah mulai menggeliat dan lumayan produktif dalam menciptakan produk produk anyar.Namun,lagi lagi sangat disayangkan.Dalam hal genre dan jenisnya masih monoton pada jenis komik strip,humor,action dan drama saja.Tidak ada yang mencoba untuk melompat ke arah arah genre yang lebih mendidik seperti mistery detektif,history ataupun psikologikal.Karena,menurut saya genre genre itu memiliki pangsa pasar yang amat besar dibandingkan hanya sekedar membuat komik strip ataupun humor yang cenderung hanya di gunakan sebagai hiburan.Ataupun genre drama romance,yang tak terlalu disukai oleh kalangan mayoritas.Karena,menurut saya humor dan romance tak lebih dari sebuah bumbu bumbu dalam sebuah cerita.
FUNGSI FIKSI SEBAGAI METODE PENDIDIKAN ANAK
Karena itulah kisah yang mendidik dan menarik,pastinya akan membuat anak menjadi pribadi yang baik pula.Masalahnya adalah,kebanyakan di zaman sekarang ini.Terkhusus di Indonesia,sangat jarang sekali para orang tua yang di waktu sengganggnya menceritakan kisah kisah yang bagus dan mendidik.Dan,tontonan buat anak pun sangatlah tidak mendidik.Anehnya,tayangan Anime Anime di televisi di zaman sekarang ini hampir tak ada sama sekali,pemerintah malah lebih melegalkan tayangan sinetronn sinetron yang gak jelas.Tayang di Indonesia.Jelas,ini sangatlah buruk bagi perkembangan kepribadian anak anak Indonesia.Faktanya,sudah terlihat.Balik lagi kita melihat generasi anak allay,generasi micin,generasi anak jaman now,generasi bocah motor ninja.Semua itu salah satu penyebabnya adalah,karena tontonan dan penyerapan mainset dari media media dan kisah kisah yang tak mendidik. Masalah selanjutnya adalah,ntah kenapa sangat sangat jarang ada kisah kisah fiksi buatan para Muslim yang berkualitas dan menarik untuk diikuti.Ada sih,beberapa film yang di khususkan buat anak anak seperti film animasi Nusa dan Rara,misalnya.
FUNGSI FIKSI SEBAGAI METODE PENDIDIKAN ANAK
Namun maaf sekali lagi Gue katakan,sangat tidak menarik.Film ini emang sangat syarat unsur pendidikan.Namun alih alih sebagai sebuah fiksi,justru Film ini lebih bisa di katakan sebagai ilustrasi ceramah.Kesan menggurui sangatlah kental,point konflik ceritanya pun sangatlah standar.Jauh di bandingkan fiksi fiksi ciptaan orang di luar Islam.Gue bahkan lebih tertarik pada fiksi anime berjuduh "Shoukoku no altair" yang terinspirasi dari zaman keemasan Kekhalifahan Utsmani di bandingkan dengan fiksi yang Gue sebutkan sebelumnya.Padahal,anime adalah ciptaan orang di luar Islam.
dalam media lainpun begitu,komik misalnya.Komik buatan Muslim hanya mentok di genre komik strip yang hanya berfungsi sebagai hiburan semata,gak lebih.Tidak ada,komik fiksi yang bertemakan kepahlawanan Islam(Ya,komik Muhammad alfatih,itu beda bahasan.Karena yang di bahas adalah komik fiksi).Yang ada hanyalah komik bertemakan superhero bergaya western.Dan di dalamnya,sudah pasti tidak ada sama sekali pesan pesan Islam.Balik lagi,itu hanya terkesan sebagai hiburan semata.
kesimpulannya,kalo pengen indonesia maju,buatlah fiksi fiksi buat anak anak yang mengandung pesan Islam dan haruslah menarik untuk diiikuti."Loe koar koar begini,Loe sendiri bisa gak buat cerita fiksi,gag?".Tenang aja,Sebelum Gue buat artikel seperti ini,Gue sudah mengukur kemampuan Gue sendiri.Makanya Gue berani koar koar seperti ini.Gue sindiri sudah membuat fiksi buatan Gue sendiri berjudul"Kisah si Mansyur".So,silahkan Loe bandingkan dah bagusan mana antara cerita buatan Gue dengan fiksi lainnya.

Tidak ada komentar